Pernah dengar tentang UNISOC? Kalau kamu suka ngecek spesifikasi smartphone, mungkin kamu sudah familiar dengan Snapdragon atau MediaTek yang memang mendominasi pasar chipset Android.
Tapi, siapa sangka, ada satu pesaing yang mulai menantang dua raksasa tersebut, yaitu UNISOC. Meskipun mungkin masih terdengar asing, chipset ini sebenarnya sudah mulai mengambil tempat di pasar smartphone, khususnya di kelas menengah.
Dalam artikel ini, kita akan bahas lebih dalam mengenai chipset UNISOC—mulai dari asal-usulnya, jenis-jenis chipset yang diproduksi, hingga keunggulannya. Penasarankan?
Apa Itu Chipset UNISOC?

UNISOC (sebelumnya dikenal dengan nama Spreadtrum) adalah sebuah perusahaan teknologi asal China yang fokus memproduksi chipset untuk berbagai perangkat, termasuk smartphone.
Didirikan pada tahun 2001, UNISOC mungkin belum sepopuler Snapdragon atau MediaTek di kalangan banyak orang, tapi sebenarnya mereka sudah punya pengalaman panjang dalam industri ini.
Kalau kamu penasaran, UNISOC memulai perjalanan mereka dengan chipset yang awalnya menggunakan kode angka dan huruf yang agak rumit, seperti SC7730A dan SC7735S.
Seiring berjalannya waktu, mereka melakukan rebranding dan mulai memberi nama chipset mereka dengan cara yang lebih mudah dimengerti, seperti UNISOC T7300 atau T606.
Meskipun proses awalnya terbilang pelan, UNISOC kini makin eksis di pasar smartphone, terutama di kelas menengah. Bukan cuma itu, UNISOC juga merambah ke berbagai jenis perangkat lain, mulai dari feature phone, otomotif, hingga smart display.
Jenis-Jenis Chipset UNISOC

UNISOC nggak cuma memproduksi satu jenis chipset untuk smartphone, loh. Mereka punya beberapa seri chipset yang masing-masing didesain untuk kebutuhan berbeda.
UNISOC punya beberapa varian chipset 4G dan 5G yang cukup populer, seperti UNISOC T7300, UNISOC T606, dan UNISOC T8300. Chipset ini sering ditemukan di perangkat dengan harga yang lebih terjangkau, yang sering digunakan oleh HP-HP di kelas menengah.
Selain itu, UNISOC juga menyediakan chipset untuk feature phone dan otomotif. Contohnya, ada chipset seperti UNISOC T107 dan T127 yang lebih ditujukan untuk ponsel fitur, sedangkan chipset untuk otomotif, seperti UNISOC A8581, juga ikut meramaikan pasar di sektor ini.
Keberagaman ini menjadi bukti bahwa UNISOC nggak hanya fokus pada smartphone, tapi juga mencoba untuk merambah berbagai sektor teknologi lainnya.
Performa Chipset UNISOC Dibandingkan Kompetitor

Kalau kita bicara performa, memang UNISOC masih kalah saing dengan raksasa seperti Snapdragon dan MediaTek, terutama di kelas flagship. Tapi jangan salah, chipset UNISOC punya kekuatan yang cukup kuat di kelas menengah ke bawah.
Misalnya, UNISOC T7300 yang mencapai skor AnTuTu 500 ribu lebih, berkat penggunaan core Cortex-A78 yang cukup cepat. Walaupun chipset ini lebih ditujukan untuk smartphone di kisaran harga Rp1–Rp3 juta, performanya bisa dibilang sangat solid untuk penggunaan sehari-hari.
Namun, kalau dibandingkan dengan chipset Snapdragon 7 atau 8 series yang lebih canggih, tentu saja UNISOC masih berada di bawah dalam hal performa.
Chipset seperti UNISOC T606 dengan skor AnTuTu sekitar 240 ribu memang terasa lebih rendah, apalagi karena masih menggunakan fabrikasi 12nm yang sudah terbilang agak ketinggalan.
Bahkan untuk chipset 5G UNISOC, seperti T8300 dan T9100, masih kurang dilirik oleh banyak pengguna karena kurangnya fitur yang ditawarkan, meskipun harganya jauh lebih terjangkau.
Chipset UNISOC di Pasar HP Murah
Kelebihan utama dari chipset UNISOC adalah harga yang terjangkau. Ini menjadi alasan kenapa chipset ini banyak digunakan oleh HP-HP murah yang ada di pasaran, khususnya di kisaran harga Rp1 juta hingga Rp3 juta.
Misalnya, kamu bisa menemukan HP seperti REDMI A5 yang menggunakan chipset UNISOC T7250 atau Motorola Moto G35 dengan chipset UNISOC T760.
HP dengan chipset UNISOC ini bisa jadi pilihan yang sangat baik kalau kamu punya budget terbatas, tapi tetap ingin mendapatkan performa yang cukup mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari.
Meskipun banyak orang yang masih lebih familiar dengan MediaTek atau Snapdragon di kelas ini, UNISOC justru mengisi celah yang ditinggalkan oleh dua pesaing besar tersebut.
Terutama di pasar HP kelas menengah ke bawah, di mana MediaTek dan Snapdragon mulai lebih fokus pada chipset kelas atas, seperti di seri Dimensity atau Snapdragon 8.
Maka, nggak heran kalau UNISOC mulai menguasai pasar smartphone dengan harga terjangkau, memberikan alternatif yang sangat menarik untuk pengguna yang mencari harga murah dengan performa yang memadai.
Kelebihan dan Kekurangan Chipset UNISOC

Setiap produk pasti punya sisi baik dan buruk, begitu juga dengan chipset UNISOC. Mari kita bahas kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan Chipset UNISOC:
Harga terjangkau: Salah satu daya tarik utama chipset UNISOC adalah harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, seperti Snapdragon atau MediaTek. Hal ini membuat smartphone dengan chipset UNISOC lebih mudah dijangkau oleh banyak orang, terutama yang punya anggaran terbatas.
Performa solid di kelas menengah: Meskipun chipset UNISOC lebih fokus pada kelas menengah ke bawah, namun performa yang dihasilkan cukup memadai untuk penggunaan harian seperti media sosial, streaming, dan gaming ringan.
Kekurangan Chipset UNISOC:
Kualitas ISP rendah: Salah satu kelemahan chipset UNISOC adalah kualitas ISP (Image Signal Processor) yang belum optimal. Alhasil, hasil foto dan video yang dihasilkan terkadang tidak sebagus chipset dari pesaingnya, seperti MediaTek atau Snapdragon.
Fabrikasi yang agak ketinggalan: Banyak chipset UNISOC yang masih menggunakan teknologi fabrikasi 12nm, yang sudah tertinggal jika dibandingkan dengan pesaing yang menggunakan 7nm atau 5nm.
Keamanan yang lemah: Chipset UNISOC juga memiliki kelemahan di bidang keamanan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa chipset ini cukup rentan terhadap peretasan, yang tentu saja menjadi masalah serius di era digital saat ini.
Apakah UNISOC Worth It untuk Dibeli?
Nah, setelah semua pembahasan tentang chipset UNISOC ini, apakah chipset ini layak dipilih? Jawabannya sangat bergantung pada kebutuhan dan anggaranmu.
Kalau kamu mencari smartphone dengan harga murah dan performa yang cukup untuk penggunaan sehari-hari, maka UNISOC bisa jadi pilihan yang sangat menarik. Chipset ini memberi nilai lebih di sektor harga dan memberikan performa yang cukup di kelas menengah.
Namun, kalau kamu butuh perangkat dengan performa tinggi untuk gaming berat atau multitasking yang intens, mungkin kamu perlu mempertimbangkan chipset dari MediaTek atau Snapdragon yang lebih unggul di sektor tersebut.
Tapi, kalau budgetmu terbatas, dan kamu hanya membutuhkan smartphone untuk aktivitas harian, UNISOC bisa jadi salah satu alternatif terbaik.
Kesimpulan
Chipset UNISOC memang bukan yang terbaik di kelas flagship, tetapi ia menawarkan performa yang sangat baik di kelas menengah ke bawah dengan harga yang sangat bersaing.
Jadi, bagi kamu yang mencari alternatif chipset dengan harga terjangkau, maka bisa coba lirik UNISOC ini. Meski ada beberapa kekurangan, ia masih jadi salah satu yang terbaik di kelasnya.