Belakangan ini, kalau kalian perhatikan, harga RAM PC memang naik cukup signifikan. Bahkan, harga smartphone juga perlahan ikut terdampak. Dan tahukah kalian? Semua itu ternyata ada hubungannya dengan kecerdasan buatan atau AI. Kok bisa?
Nah, di balik lonjakan harga ini, ada permintaan besar-besaran dari industri AI yang sedang berkembang pesat. Perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI dan Google berlomba-lomba membangun pusat data untuk mendukung pengembangan teknologi AI mereka, yang tentu saja membutuhkan memori dalam jumlah yang besar.
Nah, dampaknya, pasokan memori yang biasanya digunakan untuk smartphone dan PC jadi terbatas, dan harga pun ikut melonjak. Penasaran bagaimana hal ini bisa terjadi? Yuk, simak lebih lanjut!
Mengapa Harga RAM Smartphone Naik?

Dalam beberapa bulan terakhir, harga RAM memang mengalami lonjakan yang cukup besar. Tapi, siapa sangka kalau penyebab utamanya bukan hanya permintaan konsumen yang meningkat, melainkan ada faktor lain, yaitu ledakan permintaan untuk kecerdasan buatan atau AI.
Latar Belakang Kenaikan Harga RAM
Sebagian besar dari kita mungkin nggak menyadari bahwa permintaan untuk AI, khususnya dalam industri teknologi besar, telah mengubah lanskap pasar memori global.
Seiring dengan semakin berkembangnya AI, perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI, Google, dan bahkan X, membutuhkan infrastruktur yang super canggih untuk mengembangkan model-model kecerdasan buatan mereka.
Dan untuk mendukung semua itu, mereka butuh banyak memori. Yup, DRAM (Dynamic Random Access Memory) dan NAND Flash adalah jenis memori yang paling dibutuhkan, dan tentunya pasokan untuk memori ini terbatas.
Nah, perusahaan-perusahaan besar ini berlomba-lomba untuk mendapatkan pasokan memori sebanyak-banyaknya demi kebutuhan server mereka.
Akibatnya, stok memori yang biasanya digunakan untuk personal computer (PC) dan smartphone menjadi semakin langka. Bukan cuma itu, harga DRAM pun melonjak tajam, bahkan bisa naik lebih dari 100% hanya dalam beberapa bulan!
Dan, kalau harga DRAM naik, tentu saja harga RAM untuk smartphone dan perangkat lainnya ikut terdampak.
Ledakan Permintaan AI

Permintaan terhadap kecerdasan buatan sudah nggak main-main. Sepanjang 2025, kita lihat banyak sekali perusahaan teknologi besar yang membangun pusat data dalam skala masif untuk AI.
Untuk setiap server yang digunakan untuk melatih model bahasa yang kompleks, dibutuhkan kapasitas memori yang sangat besar. Bahkan, di sektor AI ini, memori yang digunakan jauh lebih besar dari yang kita temui di smartphone atau PC biasa.
Jadi, bisa bayangkan betapa banyaknya memori yang harus disediakan untuk memenuhi permintaan AI ini.
Perusahaan seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron, yang merupakan produsen memori terbesar di dunia, saat ini lebih mengutamakan pasokan untuk server AI.
Untuk memenuhi permintaan ini, mereka mengalihkan sebagian besar kapasitas pabrik mereka untuk produksi memori yang dibutuhkan AI, seperti High Bandwidth Memory (HBM) dan enterprise memory.
Ini tentu saja membuat pasokan RAM untuk konsumen pribadi, termasuk pengguna smartphone dan PC, jadi terbatas.
Pengaruh terhadap Produksi DRAM dan NAND Flash
Berbicara tentang DRAM dan NAND Flash, ada satu fakta menarik yang perlu kita ketahui. Ternyata, HBM untuk unit pemrosesan grafis (GPU) yang digunakan dalam AI jauh lebih menguntungkan bagi produsen memori daripada DRAM biasa.
Satu wafer HBM bisa menghasilkan beberapa kali lipat dari produk DRAM standar. Jadi, nggak heran kalau produsen memori lebih memilih untuk fokus pada HBM dan enterprise memory yang memberi mereka margin keuntungan lebih tinggi.
Akibatnya, produksi DRAM standar pun jadi menurun, dan inilah yang menyebabkan pasokan RAM untuk PC dan smartphone jadi semakin terbatas.
Perubahan Prioritas Produsen Memori

Micron, Samsung, dan SK Hynix adalah tiga perusahaan yang mendominasi lebih dari 90% pasar memori dunia. Tapi, di tahun 2025, mereka mulai mengubah strategi produksi mereka.
Alih-alih fokus pada memori untuk konsumen, mereka lebih memilih untuk mengutamakan produksi memori yang digunakan untuk AI dan pusat data.
Micron bahkan sampai menghentikan beberapa lini produk untuk konsumen, demi memaksimalkan pasokan bagi pelanggan korporat dan kebutuhan AI.
Dengan adanya perubahan fokus ini, pasokan RAM untuk konsumen pribadi seperti pengguna smartphone dan PC jadi semakin terbatas.
Para produsen memori ini tahu betul bahwa sektor AI memberikan keuntungan yang lebih besar, sehingga mereka lebih memilih untuk investasi besar-besaran di sektor ini. Sementara itu, pasar untuk konsumen biasa mulai mengalami krisis pasokan.
Akibat Jangka Panjang bagi Konsumen
Masalahnya, produksi kapasitas tambahan baru untuk memori standar, seperti DRAM, nggak bisa langsung dipenuhi dalam waktu singkat. Pabrik baru yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk beroperasi penuh.
Jadi, meski ada rencana ekspansi di masa depan, dampaknya mungkin baru terasa pada tahun 2027 atau bahkan lebih lama. Sementara itu, permintaan untuk AI terus meningkat, yang membuat situasi pasokan semakin terjepit.
Dampak Kenaikan Harga RAM

Nah, kalau kamu salah satu orang yang merasa harga RAM PC atau smartphone naiknya nggak wajar, kamu nggak salah. Konsumen kini harus menghadapi kenyataan bahwa harga RAM bisa naik hingga 2-5 kali lipat dibandingkan sebelumnya.
Hal ini menyebabkan banyak orang menunda upgrade perangkat atau memilih kapasitas RAM yang lebih kecil untuk menghemat biaya.
Kenaikan harga RAM juga berdampak pada penjualan komponen terkait, seperti motherboard. Produsen smartphone dan laptop juga mulai menaikkan harga perangkat mereka, terutama pada model entry-level yang harus kembali menggunakan RAM dengan kapasitas lebih kecil.
Ini bukan hanya terjadi pada smartphone dan PC, tapi juga pada perangkat lain, seperti konsol game yang ikut terdampak. Bahkan, beberapa CEO perusahaan besar memperkirakan harga PC bisa naik hingga 20% pada tahun 2026.
Solusi bagi Konsumen
Lalu, bagaimana dengan konsumen? Apa yang bisa kita lakukan? Salah satu solusinya adalah dengan memilih perangkat yang memiliki memori terintegrasi lebih tinggi.
Hal ini bisa mengurangi ketergantungan pada RAM tambahan dan mungkin jadi alternatif yang lebih efisien. Selain itu, konsumen juga disarankan untuk lebih cermat dalam membeli perangkat dan menyesuaikan kapasitas RAM sesuai dengan kebutuhan.
Apakah Harga RAM Akan Stabil Lagi?

Bagi para konsumen yang berharap situasi ini segera membaik, ada sedikit harapan. Analis memprediksi bahwa krisis kenaikan harga RAM mungkin akan berlanjut hingga akhir 2026, atau bahkan lebih lama, tergantung pada bagaimana perkembangan industri AI.
Jika ada penurunan permintaan di sektor AI, kemungkinan harga RAM bisa mulai stabil. Tapi, jika permintaan tetap tinggi, kita mungkin akan terus melihat lonjakan harga.
Teknologi Alternatif dan Inovasi Memori
Selain itu, kemungkinan teknologi alternatif juga bisa muncul untuk mengatasi krisis pasokan RAM ini. Teknologi seperti ekspansi memori mungkin bisa jadi solusi untuk menghadapi lonjakan permintaan yang semakin besar.
Beberapa perusahaan juga berencana untuk berinvestasi dalam teknologi efisiensi penggunaan memori, yang bisa membantu mengurangi ketergantungan pada memori eksternal.
Kesimpulan
Nah sekarang kalian sudah tahukan penyebab naiknya harga RAM serta smartphone yang terjadi belakangan ini. Itu semua berkaitan dengan industri AI yang sedang berkembang.
Mereka membutuhkan pasokan resources yang lebih banyak untuk membangun pusat data AI dalam skala besar. Sehingga membuat pasokan RAM di pasaran pun jadi berkurang.
Diharapkan, hal ini akan segera berakhir dan harga RAM pun bisa kembali stabil. Dengan begitu, kita sebagai konsumen juga tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam lagi.




