Belakangan ini, teknologi pemindaian iris mata mulai menjadi perhatian publik, terutama setelah munculnya layanan digital Worldcoin yang menawarkan imbalan berupa aset kripto kepada penggunanya.
Konsepnya terdengar menarik, bukan? Cukup dengan memindai iris mata menggunakan perangkat canggih bernama Orb, kalian bisa mendapatkan uang digital.
Namun, di balik kemajuan teknologi ini, muncul banyak pertanyaan tentang seberapa aman data biometrik kita, yang sekali terambil, tidak bisa diganti. Sebagai contoh, saat data iris mata bocor atau disalahgunakan, potensi kerugian bisa sangat besar dan berjangka panjang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai risiko yang menyertai pemindaian iris mata, khususnya dalam kasus Worldcoin, dan mengapa kalian perlu berhati-hati dalam menyerahkan data pribadi, terutama yang berkaitan dengan identitas unik seperti iris mata.
Apa Itu Pemindaian Iris Mata?

Pemindaian iris mata adalah salah satu teknologi biometrik yang sedang naik daun, dan mungkin banyak di antara kita yang belum sepenuhnya paham bagaimana cara kerjanya.
Teknologi ini menggunakan pola unik di iris mata seseorang untuk mengidentifikasi identitas mereka. Keunggulannya, iris manusia mengandung sekitar 266 fitur yang bisa dianalisis—ini jauh lebih banyak dibandingkan sidik jari yang hanya punya 40 fitur.
Jadi, bisa dibilang, pemindaian iris mata punya tingkat akurasi yang sangat tinggi dan kemungkinannya untuk salah identifikasi sangat kecil, bahkan satu banding satu miliar!
Menariknya, pola iris mata ini tidak berubah seiring waktu, jadi sekali data kalian tercatat, sistem bisa mengenali kalian meski bertahun-tahun kemudian.
Namun, meskipun teknologinya canggih, ada satu hal yang perlu diingat: Keamanan data biometrik sangat bergantung pada bagaimana data itu disimpan dan dikelola.
Dalam dunia digital ini, data iris mata yang semula dianggap sangat aman, malah bisa jadi sasaran penyalahgunaan jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Potensi Risiko di Balik Pemindaian Iris Mata

Meski terdengar sangat canggih, ada sejumlah risiko yang mengintai di balik penggunaan teknologi pemindaian iris. Sama seperti teknologi lainnya, jika tidak dikelola dengan benar, data biometrik kita bisa menjadi target empuk untuk penyalahgunaan.
Kehilangan Kontrol atas Data Pribadi
Masalah terbesar yang muncul dengan pemindaian iris mata adalah kehilangan kontrol terhadap data pribadi kalian. Jika data iris mata bocor, atau lebih buruk lagi, disalahgunakan, kalian tidak bisa “mengganti” iris mata kalian seperti mengganti password.
Meskipun pemindaian iris dianggap lebih aman daripada teknologi biometrik lainnya, seperti pengenalan wajah atau sidik jari, data iris adalah identitas permanen kalian. Jika informasi tersebut jatuh ke tangan yang salah, akan sangat sulit untuk memperbaikinya.
Data biometrik yang disimpan di server, terutama yang digunakan untuk autentikasi, jika tidak dilindungi dengan baik, bisa menjadi target empuk bagi hacker atau oknum yang berniat buruk.
Bahkan jika data iris kalian diubah menjadi kode numerik atau “iris code” setelah dipindai, tetap saja, jika kode tersebut jatuh ke tangan yang salah, identitas kalian bisa disalahgunakan.
Masalah Keamanan Sistem dan Penyalahgunaan Data
Pernah dengar soal Samsung Galaxy Note 7 yang punya fitur pemindaian iris? Pada tahun 2017, teknologi ini ditemukan memiliki celah keamanan serius. Kelompok peretas besar, Chaos Computer Club, berhasil membobol sistem keamanan pemindaian iris hanya dengan menggunakan foto iris seseorang dan lensa kontak yang ditempatkan di atas gambar tersebut.
Meski sudah ada berbagai pembaruan, hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang tampaknya aman tetap memiliki potensi celah yang bisa dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Lebih jauh lagi, dengan layanan seperti Worldcoin yang mengumpulkan data biometrik untuk tujuan tertentu, kita harus bertanya-tanya tentang bagaimana data ini digunakan.
Pengumpulan data iris oleh Worldcoin yang konversi menjadi iris code seharusnya menjamin keamanan—tetapi bagaimana jika terjadi kesalahan dalam sistem atau data tersebut disalahgunakan?
Ini adalah kekhawatiran yang patut diperhatikan, terutama ketika kita tidak tahu sepenuhnya bagaimana data tersebut akan dikelola.
Risiko Pemindaian Iris Mata dengan Worldcoin

Munculnya Worldcoin sebagai layanan digital yang menawarkan imbalan kripto setelah pemindaian iris mata, membuat semakin banyak orang tertarik mencoba teknologi ini. Namun, meskipun terdengar menarik, ada beberapa risiko yang mungkin tidak terlihat oleh para pengguna awal.
Iming-Iming Uang Kripto
Salah satu daya tarik utama dari Worldcoin adalah iming-iming hadiah berupa aset kripto bagi pengguna yang bersedia memindai iris mata mereka.
Tawaran uang tunai yang menggiurkan mulai dari Rp200 ribu hingga Rp800 ribu, membuat banyak orang rela mengantre berjam-jam untuk memindai iris mereka. Tidak sedikit yang mungkin tergiur dengan hadiah tersebut tanpa memahami sepenuhnya risiko yang ada.
Namun, ini juga membuka pintu bagi eksploitasi terhadap masyarakat awam yang mungkin tidak menyadari sepenuhnya bagaimana data pribadi mereka bisa disalahgunakan.
Terlebih lagi, teknologi ini hanya digunakan oleh perusahaan yang masih belum cukup transparan dalam mengelola data pribadi pengguna, seperti yang dipermasalahkan oleh PIPC Korea Selatan.
Ketiadaan Regulasi yang Jelas
Di Indonesia, dunia digital semakin berkembang pesat, namun regulasi terkait penggunaan data biometrik masih sangat terbatas. Sebagai contoh, meskipun Worldcoin memiliki izin operasional di Indonesia, mereka menggunakan badan hukum yang berbeda untuk operasional mereka, yang melanggar ketentuan yang ada dalam regulasi penyelenggaraan sistem elektronik.
Hal ini menambah kekhawatiran bahwa sistem yang mengumpulkan data biometrik seperti iris mata belum sepenuhnya patuh pada standar perlindungan data yang ditetapkan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, kita perlu waspada terhadap layanan digital yang belum jelas legalitasnya. Tanpa adanya regulasi yang kuat, risiko penyalahgunaan data biometrik semakin besar, dan inilah yang menjadi perhatian utama di tengah pesatnya perkembangan teknologi biometrik.
Ancaman Terhadap Privasi
Pencurian identitas berbasis data biometrik seperti iris mata bukanlah masalah kecil. Saat data biometrik kalian tercatat, tidak ada cara untuk menggantinya.
Jadi, meski teknologi seperti ini mengklaim tingkat keamanan yang tinggi, apabila terjadi kebocoran atau penyalahgunaan data, dampaknya bisa sangat merusak.
Tanpa adanya regulasi yang tegas, data biometrik bisa diperlakukan sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan atau digunakan tanpa sepengetahuan kalian.
Sebagai contoh, di Eropa, ada regulasi yang mengatur penggunaan data biometrik dengan sangat ketat. Namun, Indonesia sendiri masih kekurangan peraturan yang secara khusus mengatur penggunaan data biometrik dan bagaimana cara melindunginya dari penyalahgunaan.
Di sinilah letak tantangan besar kita ke depan: bagaimana memastikan data pribadi kita tetap aman dan terlindungi, terutama di dunia yang semakin digital dan rentan terhadap ancaman baru.
Kesimpulan
Di dunia yang semakin maju secara teknologi, menjaga privasi adalah hal yang sangat penting. Meskipun pemindaian iris mata menawarkan kemudahan dan keamanan, risiko terhadap data pribadi yang terkait dengan identitas biometrik kita harus diperhitungkan dengan serius.
Jangan sampai terjebak oleh godaan imbalan instan yang bisa mengorbankan privasi dan keamanan jangka panjang kalian. Tetap waspada dan berhati-hati dalam menjaga data pribadi, karena data adalah aset berharga yang harus dilindungi.