Siapa yang nggak mau punya ponsel dengan performa kencang tanpa takut boros baterai atau cepat panas, kan? Nah, semua itu jadi mungkin jika kalian menggunakan Kirin 8020.
Chipset ini menawarkan kombinasi ciamik antara kecepatan yang mumpuni dan efisiensi yang luar biasa. Dibangun dengan teknologi 7nm SMIC, Kirin 8020 memang bukan jadi yang terbaru, tapi masih bisa diandalkan untuk aktivitas sehari-hari.
Tapi, bagaimana sih kalau dibandingkan dengan chipset-chipset lain yang juga masuk dalam kategori flagship? Di artikel ini, kita bakal ngulik perbandingan Kirin 8020 dengan beberapa chipset pesaing lainnya. Jadi yuk simak!
Mengenal Chipset Kirin 8020

Saat kita berbicara tentang chipset, kebanyakan orang langsung terbayang dengan ponsel flagship atau perangkat high-end yang harganya nggak main-main.
Tapi siapa sangka, chipset seperti Kirin 8020 justru bisa memberikan pengalaman performa tinggi layaknya ponsel flagship, tapi dengan harga yang lebih terjangkau.
Kirin 8020 ini hadir sebagai jawaban untuk kebutuhan ponsel mainstream yang ingin punya performa mulus tanpa mengorbankan efisiensi daya.
Jadi, meskipun chipset ini dibangun dengan proses fabrikasi 7 nm SMIC—yang mungkin nggak secanggih yang ada di chipset terbaru—performa yang ditawarkan tetap kompetitif, lho!
Kirin 8020 membawa keseimbangan yang ideal, cepat saat dibutuhkan, adem saat santai, dan yang terpenting, tetap hemat daya. Tentu aja, ini jadi alasan kenapa banyak ponsel mid-range yang memakai chipset ini.
Spesifikasi dan Performa Kirin 8020
Kalau kita lihat lebih dalam, Kirin 8020 menggunakan konfigurasi CPU 8 inti yang terbagi jadi 3 kelompok: satu inti utama yang bisa mencapai 2,29 GHz, tiga inti performa yang punya kekuatan hingga 2,05 GHz, dan empat inti efisiensi yang berjalan di 1,3 GHz.
Gabungan ketiganya memungkinkan Kirin 8020 untuk menyeimbangkan antara performa tinggi dan efisiensi daya, terutama saat digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Jadi, meski chipset ini bukan yang paling anyar, Kirin 8020 bisa dibilang sangat “pas” untuk ponsel mainstream yang ingin merasakan performa tangguh dengan suhu yang tetap terjaga.
Selain itu, GPU yang digunakan adalah Mali-G78 MP24, yang punya tugas untuk menjaga frame rate tetap mulus tanpa membuat perangkat cepat panas.
Bahkan, dalam pengujian benchmark seperti AnTuTu v10, Kirin 8020 mampu mencetak skor 1.326.372, yang menunjukkan bahwa chipset ini cukup mumpuni untuk menghadapi berbagai aplikasi dan game modern tanpa masalah berarti.
Perbandingan Kirin 8020 dengan Chipset Lain
Sekarang, mari kita bandingkan Kirin 8020 dengan beberapa chipset lain yang ada di pasar. Ada beberapa pilihan yang secara performa mendekati Kirin 8020, mulai dari MediaTek Dimensity 9000+ hingga Snapdragon 8+ Gen 1. Yuk, kita lihat perbandingannya!
MediaTek Dimensity 9000+

Dimensity 9000+ dan Kirin 8020 sebenarnya sama-sama menyasar segmen “nyaris flagship” di ekosistem Android. Meski Dimensity 9000+ diproduksi dengan proses 4nm TSMC, yang memang lebih baru, Kirin 8020 tetap menunjukkan keunggulan dalam optimasi sistemnya.
Dalam benchmark AnTuTu v10, Dimensity 9000+ meraih skor 1.114.121, sementara Kirin 8020 malah unggul dengan skor 1.326.372. Perbedaan ini bisa jadi berkat kombinasi CPU, GPU, dan memori di Kirin 8020 yang lebih agresif dalam skenario campuran.
Namun, kalau kita ngomongin performa CPU murni, Dimensity 9000+ jelas lebih unggul. Di Geekbench 6, Dimensity 9000+ mencatatkan skor 1.647 untuk single-core dan 4.481 untuk multi-core, sementara Kirin 8020 mencatatkan skor 1.350 dan 3.570.
Jadi, untuk aplikasi yang sangat bergantung pada CPU seperti kompresi data atau multitasking berat, Dimensity 9000+ memang lebih unggul.
Snapdragon 8+ Gen 1

Berikutnya ada Snapdragon 8+ Gen 1, yang jelas lebih unggul dalam hal efisiensi daya saat digunakan dalam jangka waktu lama. Chipset ini diproduksi dengan proses 4nm TSMC, sehingga tidak hanya lebih stabil untuk game atau multitasking, tetapi juga mampu menjaga kestabilan suhu dan konsumsi daya.
Skor AnTuTu v10 dari Snapdragon 8+ Gen 1 adalah 1.299.948, sedikit tertinggal dari Kirin 8020 yang mencatatkan 1.326.372.
Namun, Snapdragon 8+ Gen 1 unggul dalam performa CPU. Pada pengujian Geekbench 6, Snapdragon 8+ Gen 1 mencatatkan skor 1.767 (single-core) dan 4.591 (multi-core), menunjukkan bahwa chipset ini punya tenaga lebih untuk tugas-tugas yang memerlukan komputasi berat.
Meskipun Kirin 8020 tetap responsif, Snapdragon 8+ Gen 1 bisa lebih tangguh dalam aplikasi yang butuh kekuatan CPU ekstra.
Google Tensor G3

Google Tensor G3 lebih fokus pada komputasi AI dan optimasi kamera, bukan untuk mengejar skor benchmark setinggi mungkin.
Meskipun performanya lebih rendah sedikit dibandingkan Kirin 8020, Tensor G3 menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam hal pemrosesan gambar dan fitur AI. Skor AnTuTu v10 untuk Tensor G3 adalah 1.151.520, sementara Kirin 8020 di angka 1.326.372.
Namun, dalam tugas-tugas yang lebih bergantung pada komputasi CPU seperti kompresi file atau rendering gambar, Tensor G3 bisa menutup celah dan bahkan terkadang unggul tipis.
Jadi, kalau kamu lebih suka ponsel dengan kekuatan AI dan kamera, mungkin Tensor G3 bisa jadi opsi untukmu, tapi kalau kamu lebih mengutamakan performa keseluruhan, Kirin 8020 tetap jadi opsi yang lebih baik.
Exynos 2200

Exynos 2200, chipset dari Samsung, punya performa yang cukup mendekati Kirin 8020. Namun, Exynos 2200 memiliki kekurangan dalam hal stabilitas suhu saat digunakan dalam sesi berat.
Skor AnTuTu v10 untuk Exynos 2200 adalah 1.137.188, yang sedikit di bawah Kirin 8020. Tetapi, pada pengujian Geekbench 6, Exynos 2200 mencatatkan skor 1.582 (single-core) dan 3.669 (multi-core), lebih tinggi dibandingkan Kirin 8020.
Hal ini menunjukkan bahwa Exynos 2200 lebih unggul dalam beban kerja yang bergantung pada komputasi CPU. Namun, untuk bermain game dalam durasi panjang, Exynos 2200 cenderung menurun performanya akibat suhu yang meningkat.
Sementara itu, Kirin 8020 tetap lebih stabil dalam penggunaan sehari-hari dengan suhu yang terjaga.
Kesimpulan
Jadi, kalau kita lihat dari perbandingan ini, Kirin 8020 tetap jadi salah satu chipset terbaik untuk ponsel kelas menengah atas dengan performa flagship.
Chipset ini menawarkan kombinasi sempurna antara kekuatan CPU, kualitas grafis, dan efisiensi daya, terutama untuk penggunaan sehari-hari.
Namun, tergantung kebutuhan, Dimensity 9000+ dan Snapdragon 8+ Gen 1 juga punya keunggulan masing-masing, terutama dalam tugas yang membutuhkan CPU ekstra atau durasi penggunaan lebih lama.
Pada akhirnya, kalian tinggal pilih sesuai apa yang kamu prioritaskan. Dan jangan lupa untuk sesuaikan juga dengan budget masing-masing.




