Nama Google Tensor mungkin masih terdengar asing di telinga banyak orang. Dibandingkan dengan Snapdragon atau MediaTek yang lebih mendominasi pasar, chipset ini memang belum terlalu populer.
Pasalnya, Google Tensor hanya digunakan di perangkat Google Pixel saja, menjadikannya lebih eksklusif. Tapi, meski kalah pamor dari segi kepopuleran, jangan salah! Performa Google Tensor nggak bisa diremehkan begitu saja.
Google memang sedang serius membangun ekosistem mereka lewat chipset ini, dan seiring berjalannya waktu, mereka terus berinovasi dan mengembangkan teknologi untuk membuat Google Tensor semakin canggih.
Setiap generasi baru membawa peningkatan signifikan, baik dari sisi kemampuan AI, machine learning, hingga efisiensi yang semakin matang. Ingin tahu seperti apa perkembangannya?
Evolusi Chipset Google Tensor
Sampai saat ini, Google sudah mengembangkan chipsetnya mulai dari G1 hingga G5. Setiap generasi membawa banyak peningkatan yang membuat pengalaman pengguna jadi lebih baik. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu.
Google Tensor G1

Google Tensor G1, yang pertama kali hadir di Google Pixel 6 series pada tahun 2021, merupakan langkah besar Google untuk mengoptimalkan kemampuan AI dalam perangkat mereka.
Chipset ini dirancang untuk mendukung fitur-fitur mutakhir, seperti Automatic Speech Recognition (ASR) yang pada saat itu terbilang canggih.
Google Tensor G1 juga menonjol di bidang fotografi komputasional, memungkinkan pengolahan gambar dengan hasil yang lebih tajam dan detail meski dalam kondisi cahaya rendah.
Selain itu, chipset ini juga bisa merekam video dengan resolusi 4K pada 60 FPS, yang nggak semua chipset di tahun itu mampu melakukannya.
Ini jelas jadi nilai jual utama yang membuat perangkat Pixel 6 sangat menarik bagi para penggemar fotografi dan videografi.
Namun, meskipun membawa banyak fitur canggih, performa dari Google Tensor G1 sebenarnya nggak bisa dibilang yang paling powerful. Chipset ini hanya mampu meraih skor sekitar 800 ribuan di benchmark AnTuTu v10, yang jelas kalah jauh dibandingkan dengan chipset flagship lain seperti Snapdragon 888.
Selain itu, Google Tensor G1 menggunakan core Cortex-A76 dan Cortex-A55, yang pada dasarnya lebih sering digunakan di chipset kelas menengah, bukan untuk flagship.
Di sisi grafis, Google Tensor G1 masih menggunakan GPU Mali-G78 MP20, yang meskipun cukup mumpuni, namun masih kalah cepat dibandingkan dengan GPU lain di kelasnya. Jadi, meski chipset ini unggul di sisi AI dan fotografi, untuk performa mentah, Google Tensor G1 masih cukup terbatas.
Google Tensor G2

Setahun setelah peluncuran G1, Google menghadirkan Tensor G2 pada tahun 2022 bersama dengan Google Pixel 7 series. Pada generasi kedua ini, Google benar-benar mengubah fokusnya untuk lebih mengutamakan AI dan machine learning. Salah satu pembaruan terbesar adalah hadirnya Next-gen Tensor Processing Unit (TPU), yang memungkinkan peningkatan besar pada kemampuan AI dan machine learning.
Tensor G2 mampu melakukan berbagai tugas dengan lebih cepat dan efisien, seperti text-to-image generation secara real time. Artinya, perangkat ini bisa mengubah teks menjadi gambar dengan bantuan algoritma AI yang lebih baik.
Salah satu keunggulan dari Google Tensor G2 adalah peningkatan kinerja machine learning yang mencapai 35%. Peningkatan ini membuat segala sesuatu yang berkaitan dengan AI, seperti pengenalan wajah, pemrosesan gambar, hingga pembuatan efek foto otomatis, jadi lebih cepat dan akurat.
Untuk para penggemar fotografi, Tensor G2 ini mampu memberikan hasil foto yang lebih natural dan realistis, bahkan di kondisi pencahayaan yang rendah.
Meskipun memang chipset ini tidak mengedepankan performa gaming atau penggunaan aplikasi berat.
Google Tensor G3

Google Tensor G3, yang hadir dengan Google Pixel 8 series, membawa perubahan signifikan di sisi AI. Salah satu fitur unggulannya adalah peningkatan kemampuan untuk memahami kalimat dan konteks dengan lebih baik.
Fitur seperti Magic Eraser, yang dapat menghapus objek yang tidak diinginkan dalam foto, juga semakin canggih berkat algoritma AI yang lebih mumpuni.
Yang menarik, Tensor G3 juga semakin baik dalam memaksimalkan generative AI, yang memungkinkan pembuatan konten kreatif secara otomatis. Misalnya, kemampuan untuk menghasilkan gambar, teks, atau bahkan musik berdasarkan input sederhana dari pengguna.
Selain peningkatan AI, Google Tensor G3 juga menambahkan chip Titan M2 untuk meningkatkan keamanan. Titan M2 adalah chip yang bekerja untuk melindungi data pribadi pengguna, seperti data biometrik dan enkripsi perangkat.
Di sisi performa, Google Tensor G3 mengusung GPU Mali-G715 MP7 dan core Cortex-X3 serta Cortex-A715 yang jauh lebih cepat dari generasi sebelumnya. Perubahan ini meningkatkan skor AnTuTu hingga 1,5 juta, sebuah lonjakan besar dibandingkan G1.
Meskipun belum sekuat chipset seperti Snapdragon 8 Gen 2, peningkatan ini cukup signifikan untuk memenuhi kebutuhan harian dan memberikan pengalaman gaming yang lebih lancar dibandingkan sebelumnya.
Google Tensor G4

Google Tensor G4, yang dirilis bersamaan dengan Pixel 9 series, membawa peningkatan di sisi clock speed yang kini mencapai 3,1 GHz.
Meskipun peningkatan ini cukup signifikan, performa keseluruhan chipset ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan chipset flagship lain seperti Snapdragon 8 Gen 3.
Tensor G4 juga mendukung memori UFS 4.0, yang menawarkan kecepatan transfer data yang lebih cepat. Namun, Google memutuskan untuk tetap menggunakan UFS 3.1 pada Pixel 9 series, yang sedikit mengecewakan karena kecepatan baca-tulisnya masih jauh di bawah UFS 4.0.
Meskipun performa gaming dan aplikasi berat tidak menjadi fokus utama, Google Tensor G4 tetap unggul di bidang AI dan kamera. Keunggulan seperti pengolahan gambar, pengenalan objek, dan pemrosesan foto masih tetap menjadi andalan utama mereka.
Google Tensor G5

Google Tensor G5, yang dirilis pada 2025, membawa peningkatan skor AnTuTu hingga 1,4 juta, tetapi performanya masih jauh dari chipset lain di kelasnya. Walaupun ada peningkatan, banyak yang merasa bahwa Google Tensor G5 tidak mampu bersaing di bidang gaming atau performa murni.
Salah satu perubahan besar di G5 adalah beralihnya GPU Mali ke PowerVR. Sayangnya, keputusan ini memicu kekecewaan karena GPU PowerVR tidak mampu memberikan performa gaming setinggi GPU Mali atau Imortalis yang digunakan di chipset lain. Ini menjadi salah satu alasan kenapa performa gaming di Tensor G5 terasa kurang.
Selain itu, manajemen panas dan efisiensi Google Tensor G5 juga mendapat kritikan. Meskipun chipset ini tetap berfokus pada AI dan fotografi, banyak pengguna merasa kecewa dengan masalah panas dan efisiensi yang buruk pada perangkat Pixel yang menggunakan G5.
Kesimpulan
Perjalanan Google Tensor dari G1 hingga G5 memang menunjukkan upaya Google untuk terus berinovasi dan menciptakan chipset yang mendukung ekosistem Pixel secara lebih dalam.
Setiap generasi membawa peningkatan di bidang AI, machine learning, dan kamera yang menjadi keunggulan utama.
Meskipun begitu, dari segi performa murni, terutama untuk gaming dan aplikasi berat, Google Tensor masih memiliki beberapa tantangan besar untuk bersaing dengan chipset dari Qualcomm atau MediaTek.
Namun, dengan fokusnya pada AI dan fotografi komputasional, Google tetap menawarkan pengalaman yang sangat unggul di perangkat Pixel, meski performa gaming-nya belum bisa menyamai pesaingnya.




