Pernah nggak, nih, lagi asik scrolling TikTok atau YouTube, eh, tiba-tiba sadar sudah berjam-jam berlalu? Mungkin awalnya cuma niat nonton satu video lucu, tapi entah kenapa video demi video terus muncul dan kamu jadi nggak bisa berhenti. Makin scroll, makin asyik, dan waktu pun berputar begitu cepat tanpa kita sadari.
Nah, ternyata, fenomena ini bukan cuma soal kebiasaan aja, lho! Ada alasan psikologis dan algoritma di balik kenapa video pendek bikin kita nggak bisa lepas dan lupa waktu.
Yuk, kita bahas kenapa sih kita jadi ketagihan scrolling video pendek di media sosial, mulai dari cara algoritma kerja, pengaruh dopamin, hingga durasi video yang pendek-pendek bikin kita terus-terusan menonton.
Kenapa Kita Tak Bisa Berhenti Nonton Video Pendek?
Di jaman sekarang ini, sosial media memang sulit dipisahkan dari kehidupan kita. Namun, keberadaan sosmed kadang justru memberikan dampak buruk. Dimana kita jadi sering lupa waktu, apalagi kalau sudah scroll video-video pendek.
Kadang kita tidak sadar bahwa sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk aktivitas tersebut. Nah kenapa hal ini bisa terjadi? Berikut beberapa alasannya.
Algoritma yang Cerdas

Salah satu alasan utama kenapa kita bisa lupa waktu saat scrolling video pendek di platform seperti TikTok, YouTube, atau Facebook adalah karena algoritma mereka yang super pintar.
Pernah nggak merasa video yang muncul di beranda kita tuh kayak langsung pas banget dengan apa yang kita mau tonton? Itu bukan kebetulan, lho!
Algoritma media sosial ini bekerja dengan mempelajari kebiasaan kita setiap hari. Setiap interaksi yang kita lakukan, seperti like, share, atau komentar, memberi sinyal pada sistem untuk memahami apa yang kita suka.
Semakin kita sering nonton video tertentu, semakin algoritma platform tahu konten apa yang bakal bikin kita betah. Misalnya, setelah kita nonton beberapa video lucu, video berikutnya yang muncul pasti berhubungan dengan humor yang kita sukai.
Hal ini membuat kita nggak pernah merasa “bosan” karena video berikutnya selalu menarik untuk ditonton. Ketika kamu terus menggulir layar, ada rasa penasaran yang terus dipicu—”Apa yang akan muncul selanjutnya?”—dan itu yang membuat kita terus-terusan nonton tanpa sadar waktu berjalan cepat.
Dopamin dan Rangsangan Berulang

Nah, selain algoritma yang tahu apa yang kita suka, ada juga faktor biologis yang nggak kalah berperan, yaitu dopamin. Dopamin adalah hormon yang berperan besar dalam perasaan senang dan puas.
Setiap kali kita menemukan sesuatu yang menarik, otak kita mengeluarkan dopamin untuk memberikan kita rasa kepuasan. Dan video pendek itu seperti “hadiah kecil” yang memberikan rangsangan dopamin berulang kali.
Ketika kita menonton video yang lucu atau menarik, otak kita merasa senang dan ingin merasakannya lagi. Jadi, nggak heran kalau kita merasa “nagih” terus untuk scroll lagi.
Setiap video pendek yang kita tonton membuat kita merasa lebih puas, dan keinginan untuk merasakan hal yang sama lagi mendorong kita untuk menonton lebih banyak.
Ini yang akhirnya membuat kita semakin sulit untuk berhenti, karena setiap kali swipe, ada harapan mendapatkan sesuatu yang lebih menyenangkan.
Di sini, dopamin bekerja seperti “penghargaan” kecil yang membuat kita terus mencari lebih banyak kesenangan, tanpa kita sadari waktu terus berlalu.
Durasi yang Pendek

Ada satu hal lagi yang bikin kita sering lupa waktu saat scrolling video pendek, yaitu durasinya yang super singkat. Video-video di TikTok atau Instagram biasanya cuma berdurasi beberapa detik aja, kan?
Nah, durasi yang pendek inilah yang bikin kita merasa nggak rugi menonton satu video lagi. Padahal, seringnya kita nggak sadar kalau “satu video lagi” itu berubah jadi puluhan atau bahkan ratusan video dalam satu sesi.
Kenapa bisa begitu? Karena durasi yang pendek memberikan ilusi bahwa kita masih punya waktu. “Satu video cuma 15 detik kok, nggak bakal makan banyak waktu,” begitu pikir kita.
Namun, kenyataannya, kita sering kali kecanduan dengan terus menonton tanpa sadar, sampai akhirnya berjam-jam terbuang begitu saja.
Waktu yang awalnya terasa seperti “sedikit” karena durasi pendek, akhirnya menambah banyak waktu yang terbuang tanpa kita sadari.
Keberagaman Konten

Nah, bagian ini yang bikin feed di TikTok atau YouTube bisa terasa nggak ada habisnya. Konten yang muncul di FYP (For You Page) atau halaman rekomendasi YouTube memang sangat beragam dan tidak terduga.
Video yang kita tonton hari ini bisa berbeda dengan video yang kita tonton kemarin, dan ini terus menarik kita untuk terus menggulir layar. Sifat acak ini membuat otak kita merasa penasaran terus, “Apa video selanjutnya yang bakal muncul?”
FYP atau halaman rekomendasi di YouTube memberikan kita kesempatan untuk menemukan sesuatu yang baru, yang mungkin lebih lucu, lebih menarik, atau lebih mengejutkan dari sebelumnya.
Ini yang membuat kita terus-terusan mencari video yang lebih seru dan semakin sulit berhenti. Pola ini mirip dengan permainan tanpa akhir, di mana kita selalu merasa video berikutnya akan lebih menarik dari yang sebelumnya.
Otak kita pun menjadi semakin terpicu untuk terus menonton, tanpa ada batasan kapan harus berhenti.
Pelarian dari Rutinitas

Sebagian besar orang membuka aplikasi media sosial untuk melarikan diri dari kebosanan atau stres sejenak. Entah setelah kerjaan berat, tugas kuliah, atau sekadar penghilang penat, video pendek menawarkan hiburan yang cepat dan mudah.
Tapi, masalahnya adalah kebiasaan pelarian ini bisa berkembang menjadi ketergantungan. Apa yang awalnya cuma sebentar buat hiburan malah jadi kebiasaan yang menghabiskan waktu kita lebih lama dari yang kita kira.
Kita mulai mengandalkan video pendek untuk menghindari rasa bosan atau bahkan stres. Misalnya, setelah merasa lelah seharian, kita buka TikTok atau Instagram, berpikir “Ah, cuma 10 menit aja deh.”
Tapi tanpa kita sadari, 10 menit bisa berubah jadi satu jam lebih, dan kita terus mencari video berikutnya untuk menghindari rasa jenuh atau kecemasan. Ini akhirnya memperburuk kebiasaan dan membuat kita semakin sulit mengontrol diri.
Kesimpulan
Nah, sekarang kita udah tahu, kan, kenapa scrolling video pendek bisa bikin kita lupa waktu? Semua hal diatas menciptakan sebuah lingkaran adiksi yang sulit diputus.
Kalian harus punya kesadaran diri dan manajemen waktu yang baik agar tidak terlalu terjebak dalam lingkaran tersebut. Sehingga masih bisa beraktivitas dengan lebih produktif.




