Pernahkah kamu berpikir, kenapa sih beberapa produsen HP bisa menciptakan chipset mereka sendiri? Kalau biasanya kita hanya mengenal chipset dari Qualcomm atau MediaTek yang sering digunakan di berbagai perangkat, ternyata ada beberapa merek HP besar yang memilih untuk membuat, memproduksi, dan memiliki chipset mereka sendiri.
Dari Samsung dengan Exynos-nya, Apple dengan Apple Silicon, hingga Huawei yang mengandalkan Kirin, masing-masing punya keunggulan dengan chipset buatan mereka.
Nah, artikel kali ini akan membahas lebih dalam tentang produsen-produsen HP yang bikin chipset sendiri, keunggulannya, serta kenapa mereka memilih memproduksi chipset sendiri daripada menggunakan chipset seperti Mediatek atau Snapdragon. Penasaran? Yuk, simak!
Daftar Chipset Buatan Produsen HP
Bagi masyarakat awam, mungkin Snapdragon dan Mediatek adalah 2 chipset paling familiar. Karena memang keduanya digunakan di banyak smartphone dari brand yang berbeda. Namun banyak yang belum tahu bahwa ada beberapa chipset HP lain diluar dari kedua chipst tersebut. Apa saja?
Samsung (Exynos)

Samsung, salah satu raksasa teknologi asal Korea Selatan, memang sudah dikenal luas dengan berbagai produk elektroniknya, termasuk smartphone. Tapi tahukah kamu kalau Samsung juga memproduksi chipsetnya sendiri yang bernama Exynos?
Exynos bukan hanya digunakan untuk smartphone Samsung, tetapi juga di berbagai perangkat lain seperti otomotif, modem, dan bahkan perangkat wearable seperti smartwatch. Hal ini menunjukkan betapa versatilennya chipset buatan Samsung ini.
Namun, meskipun Exynos memiliki banyak kelebihan, sayangnya chipset ini tidak lepas dari kritik. Salah satunya adalah soal performa yang dianggap kurang optimal jika dibandingkan dengan chipset pesaing seperti Snapdragon dari Qualcomm.
Banyak pengguna Samsung yang merasa Exynos cepat panas, yang bisa mengganggu pengalaman penggunaan, terutama saat bermain game atau menggunakan aplikasi berat.
Selain itu, meski Exynos memiliki banyak varian yang dikhususkan untuk berbagai segmen pasar—mulai dari seri 800 untuk kelas entry-level hingga Exynos 2000 untuk flagship.
Namun begitu, Exynos memiliki beberapa keunggulan yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, kualitas fotografi yang sangat bagus dan kemampuan AI yang semakin canggih.
Apple (Apple Silicon)

Berbeda dengan Samsung, Apple tidak memproduksi chipsetnya sendiri sejak awal. Dulu, Apple bekerja sama dengan Samsung untuk memproduksi chipset iPhone-nya, namun kini Apple telah beralih ke TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) untuk produksi chipset mereka.
Apple memproduksi chipset yang disebut Apple Silicon, yang terbagi menjadi dua keluarga besar: A-series untuk iPhone dan iPad, serta M-series untuk MacBook dan iMac.
Keunggulan dari Apple Silicon adalah sinkronisasi yang sangat baik antara perangkat keras dan perangkat lunak Apple. Karena Apple mendesain chipset ini secara khusus untuk perangkat mereka, hasilnya adalah performa yang sangat optimal.
Chipset A-series, seperti A15 dan A18 Pro, memiliki kinerja yang sangat baik, sementara M-series yang digunakan di MacBook dan iMac menawarkan performa luar biasa dalam aplikasi berat, seperti pengeditan video atau grafis.
Namun, meskipun Apple memiliki kontrol penuh atas desain dan performa chipset, mereka tetap bergantung pada pihak ketiga untuk proses produksinya, yaitu TSMC.
Apple Silicon ini juga eksklusif hanya untuk produk Apple dan tidak dipasarkan ke produsen lain, membuatnya semakin terintegrasi dengan ekosistem Apple.
Huawei (Kirin)

Tak kalah menarik, ada Huawei yang juga memproduksi chipset sendiri, yang dinamakan Kirin. Chipset Kirin diproduksi oleh HiSilicon, yang merupakan divisi semikonduktor dari Huawei.
Kirin pertama kali diluncurkan pada 2012 dan sejak itu menjadi pilihan utama untuk HP-HP Huawei, seperti seri Mate dan P. Yang menarik, Kirin tidak hanya berfokus pada performa, tetapi juga kemampuan AI yang sangat baik.
Namun, pengembangan Kirin tidak berjalan mulus. Sejak Huawei diboikot oleh Amerika Serikat, akses mereka ke teknologi tertentu menjadi terbatas, sehingga pengembangan Kirin pun jadi terhambat.
Alhasil, meskipun Kirin menawarkan kinerja yang baik, ia tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi terbaru seperti 5G atau fabrikasi yang lebih maju.
Xiaomi (XRING)

Berbeda dari Huawei atau Apple, Xiaomi sempat mengalami kegagalan dalam mengembangkan chipset mereka sendiri. Pada tahun 2017, Xiaomi meluncurkan Surge, yang sayangnya tidak berhasil di pasaran dan akhirnya dihentikan pengembangannya.
Namun, Xiaomi tidak menyerah dan kini, di tahun 2025, mereka kembali meluncurkan XRING, sebuah chipset yang jauh lebih canggih dan memiliki performa yang sangat baik.
Chipset XRING ini memiliki fabrikasi 3nm yang memberikan efisiensi dan performa tinggi, dan akan digunakan di produk flagship seperti Xiaomi 15S Pro dan Xiaomi Pad 7 Ultra.
Dibandingkan dengan Surge yang gagal, XRING membawa Xiaomi kembali ke persaingan chipset kelas atas, dengan kualitas yang sebanding dengan Snapdragon 8 Gen 3 atau MediaTek Dimensity 9300.
Google (Tensor)

Terakhir, ada Google yang juga bergabung dalam jajaran produsen HP dengan chipset buatan mereka sendiri, yaitu Tensor.
Pada awalnya, Google menggunakan chipset Snapdragon di smartphone mereka, namun sejak 2021, mereka memperkenalkan Google Tensor, yang pertama kali digunakan di Pixel 6.
Chipset ini memiliki fokus utama pada kecerdasan buatan (AI) dan fotografi, di mana Google mengutamakan kemampuan pengolahan gambar yang sangat canggih di perangkat mereka.
Google Tensor memang bukan chipset yang dirancang untuk performa tinggi seperti Snapdragon, tetapi fokus utamanya adalah memberikan pengalaman fotografi dan kecerdasan buatan yang lebih baik.
Seiring dengan perkembangan Tensor, Google juga telah mengumumkan bahwa produksi Tensor berikutnya, yaitu Tensor G5, akan diproduksi oleh TSMC, mengikuti jejak Apple yang sudah lama menggandeng produsen semikonduktor ini.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa makin banyak produsen HP yang memutuskan untuk membuat chipset mereka sendiri. Setiap produsen memiliki alasan dan tujuan yang berbeda, namun satu hal yang pasti, mereka semua berusaha untuk menawarkan pengalaman yang lebih terintegrasi dan optimalkan dengan produk mereka.
Dengan kehadiran chipset buatan sendiri ini, persaingan di pasar teknologi semakin ketat, dan tentu saja, hal ini memberi banyak manfaat bagi konsumen—terutama dalam hal inovasi dan kualitas produk. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencoba smartphone dengan chipset buatan sendiri?