MacBook, dengan desain tipis dan elegan, memang sering dianggap sebagai simbol gaya hidup premium. Tak jarang, orang tertarik membelinya karena performanya yang luar biasa dan kualitas build yang tak diragukan lagi.
Namun, di balik citra mewahnya, ada beberapa hal yang mungkin membuat penggunanya sedikit kecewa, terutama bagi mereka yang telah menggunakan MacBook dalam jangka panjang.
Beberapa kekurangan ini sering kali terabaikan atau bahkan jarang dibicarakan. Mulai dari harga yang mahal namun sulit di-upgrade, hingga keterbatasan port yang cukup merepotkan, MacBook bukanlah perangkat yang sempurna tanpa kekurangan.
Di artikel ini, kita akan membahas beberapa sisi menyebalkan dari MacBook yang mungkin belum banyak diketahui orang, supaya kamu bisa mempertimbangkan dengan lebih matang sebelum memutuskan untuk membelinya.
Beberapa Hal Menyebalkan dari Macbook
Memang untuk kebutuhan kerja, sekolah ataupun lainnya, Macbook sangat bagus dan memiliki performa yang tak mengecewakan. Namun tetap saja ada sisi gelap yang tak diketahui oleh banyak orang. Ingin tahu apa saja?
Harga Mahal, Tapi Upgrade Susah

Salah satu hal pertama yang pasti terlintas ketika mendengar kata MacBook adalah harganya yang sangat premium. Meski MacBook terlihat sangat menggoda dengan desain ramping dan performa solid, harganya seringkali membuat kita berpikir dua kali.
Bahkan untuk model entry-level sekalipun, kamu harus merogoh kocek lebih dalam dibandingkan dengan laptop lain yang memiliki spesifikasi serupa.
Namun, masalah terbesar tidak hanya pada harga, tapi pada kemampuan untuk melakukan upgrade. Kalau kamu membeli MacBook dengan spek yang standar, siap-siap merasa kurang seiring waktu.
Apa yang bikin frustasi adalah fakta bahwa Apple ‘mengunci’ banyak komponen hardware mereka, seperti RAM dan SSD, yang sudah disolder permanen ke motherboard.
Artinya, kamu tidak bisa lagi menambah RAM atau mengganti SSD di kemudian hari. Kalau kamu merasa perlu upgrade setelah beberapa tahun, satu-satunya solusi adalah membeli MacBook dengan spesifikasi yang lebih tinggi dari awal.
Port yang Terbatas Banget

Apple dikenal dengan desain minimalis dan ramping, dan tentu saja, MacBook juga mengikuti prinsip ini. Tapi, apa yang tampaknya menjadi keunggulan desain, justru bisa menjadi masalah besar bagi sebagian pengguna.
Salah satu masalah yang sering dikeluhkan adalah jumlah port yang terbatas. Misalnya, jika kamu membeli MacBook Air atau MacBook Pro versi standar, biasanya hanya ada dua port USB-C yang tersedia.
Tidak ada port USB-A, HDMI, atau bahkan colokan card reader, yang cukup penting bagi banyak orang yang sering bekerja dengan perangkat tambahan.
Hal ini membuat pengguna terpaksa membeli dongle atau USB hub tambahan untuk menghubungkan perangkat lain, yang tentunya bisa membuat meja kerja jadi berantakan dan mengurangi estetika yang sudah dibangun oleh MacBook itu sendiri.
Apple mengatakan bahwa ini adalah bagian dari filosofi desain mereka yang mengutamakan kesederhanaan. Namun, bagi sebagian orang, hal ini justru terasa lebih sebagai kekurangan daripada kelebihan.
Keyboard Model Butterfly

Buat kamu yang pernah menggunakan MacBook keluaran 2015 hingga 2019, mungkin kamu pernah atau sedang menghadapi masalah dengan keyboard butterfly yang kontroversial itu.
Desain keyboard ini memang terlihat tipis dan futuristik, tapi kenyataannya, performa keyboard butterfly jauh dari sempurna.
Tombolnya bisa jadi tidak responsif hanya karena debu kecil atau remah makanan yang masuk ke dalamnya. Tidak jarang, pengguna menghadapi masalah di mana tombol mengetik dua huruf sekaligus atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.
Yang lebih menjengkelkan lagi, biaya perbaikannya bisa sangat mahal, bahkan terkadang kamu harus mengganti seluruh set keyboard atau topcase.
Meskipun Apple sempat membuka program servis gratis untuk model-model tertentu, tetap saja, pengalaman menggunakan keyboard ini banyak yang mengeluh.
Untungnya, Apple akhirnya mengubah desain keyboardnya pada model terbaru dan kembali ke mekanisme yang lebih stabil.
Harga Servis yang Mahal

Satu lagi masalah yang sering ditemui oleh pengguna MacBook adalah harga servis yang sangat mahal. Misalnya, kamu hanya ingin mengganti baterai atau memperbaiki layar yang retak, namun begitu melihat estimasi biaya servis, rasanya seperti mendapatkan kejutan.
Sayangnya, di Indonesia yang belum ada Apple Store resmi, kamu tidak bisa memanfaatkan layanan AppleCare yang bisa menghemat biaya servis.
Selain itu, desain MacBook yang kompak dan tertutup rapat juga membuatnya lebih sulit untuk diservis oleh tempat servis yang tidak resmi. Komponen-komponen di dalamnya sering kali dibuat khusus dan sulit dijangkau tanpa alat dan keterampilan khusus.
Pilihan yang ada pun terbatas: antara servis resmi dengan biaya yang sangat tinggi atau ke tempat tidak resmi dengan risiko garansi hangus dan kualitas perbaikan yang tidak terjamin.
Tidak Cocok untuk Gaming

MacBook memang sering disebut sebagai perangkat yang ideal untuk pekerjaan kreatif seperti desain grafis, editing video, dan produktivitas lainnya.
Namun, jika kamu mengharapkan bisa bermain game berat dengan lancar, MacBook mungkin bukan pilihan terbaik. Meskipun Apple terus mengembangkan performa grafis pada MacBook, banyak game populer yang tidak tersedia atau tidak optimal untuk macOS.
Masalah lainnya adalah pendinginan. MacBook Air, misalnya, tidak dilengkapi dengan sistem pendinginan aktif, sehingga saat kamu bermain game berat atau menjalankan aplikasi yang memakan banyak sumber daya, laptop bisa cepat panas dan performanya menurun.
Bahkan, meskipun MacBook Pro memiliki sistem pendinginan yang lebih baik, masih ada batasan untuk menjalankan game dengan grafis tinggi. Jadi, kalau kamu seorang gamer, MacBook lebih cocok untuk game ringan atau kasual saja, dengan ekspektasi yang tidak terlalu tinggi.
Kesimpulan
Meskipun MacBook memiliki banyak kelebihan yang menjadikannya pilihan menarik, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa sisi yang bisa membuat penggunanya merasa kesal, terutama setelah menggunakan perangkat ini dalam jangka waktu lama.
Harga yang mahal, keterbatasan port, masalah keyboard, dan biaya servis yang tinggi menjadi beberapa hal yang sering kali dikeluhkan oleh para pengguna.
Namun, meskipun ada kekurangan, MacBook tetap menawarkan kualitas build yang solid, performa yang mumpuni, dan ekosistem Apple yang seamless untuk produktivitas. Sebelum