Di balik nama besar Samsung sebagai raksasa teknologi, ada satu hal yang kerap jadi bahan perbincangan pengguna, yaitu chipset Exynos.
Meski merupakan ciptaan Samsung sendiri dan telah digunakan di berbagai lini smartphone mereka, Exynos justru sering mendapat sorotan negatif — mulai dari isu performa yang kurang nendang, hingga masalah overheat yang bikin pengalaman pakai jadi kurang nyaman.
Banyak yang bertanya-tanya, kenapa Samsung tetap mempertahankan chipset ini jika keluhannya tak kunjung reda? Apakah Exynos memang seburuk itu, atau justru kurang dimengerti sepenuhnya?
Di artikel ini, Jakarta Studio akan kupas tuntas segala hal tentang Exynos—dari sejarah, kekurangan, hingga masa depannya— agar kamu bisa menilai sendiri, layak atau tidak sih HP dengan chipset ini dibeli?
Sejarah Singkat Chipset Exynos

Buat kamu yang belum tahu, Exynos adalah nama chipset atau system-on-chip (SoC) yang dikembangkan langsung oleh Samsung. Perjalanan Exynos dimulai pada tahun 2000, sebagai kelanjutan dari chip berbasis ARM sebelumnya seperti S3C, S5L, dan S5P.
Exynos menjadi “otak” dari perangkat, menangani segala hal mulai dari performa CPU, GPU, hingga efisiensi daya. Samsung menciptakan Exynos sebagai upaya untuk mandiri secara teknologi dan tidak selalu bergantung pada pihak ketiga seperti Qualcomm atau MediaTek.
Perangkat yang Menggunakan Exynos
Walau dikembangkan sendiri, Exynos tidak digunakan di semua perangkat Samsung. Biasanya, chipset ini muncul di lini Galaxy seri A, M, dan S.
Gak cuma di smartphone, Exynos juga digunakan di produk lain seperti smartwatch, perangkat otomotif, hingga modem jaringan. Tapi, di antara semuanya, Exynos yang dipakai di smartphone lah yang paling sering jadi bahan keluhan pengguna. Kenapa? Yuk lanjut!
Masalah yang Sering Dikeluhkan Pengguna Exynos
Banyak pengguna mengeluhkan berbagai kendala saat menggunakan HP Samsung dengan chipset Exynos. Kira-kira apa saja sih kelemahannya? Yuk kita bahas sama-sama.
Panas yang Berlebihan

Salah satu hal paling sering dikeluhkan pengguna HP Samsung dengan Exynos adalah cepat panas. Bukan hanya saat main game berat, tapi bahkan ketika sekadar nonton YouTube atau scrolling Instagram, suhu perangkat bisa naik drastis.
Ini tentu bikin pengalaman pakai jadi nggak nyaman. Banyak yang menyebut penyebabnya ada pada desain arsitektur yang sudah usang dan efisiensi daya yang belum optimal.
Performa yang Kalah Saing
Kalau bicara performa, Exynos seringkali tertinggal dibanding pesaing utamanya, seperti Snapdragon dan MediaTek. Contohnya, Exynos 2200 dan 2400 hanya meraih skor AnTuTu v10 di kisaran 1,1 sampai 1,7 jutaan, dengan clock speed maksimal sekitar 3.2 GHz.
Bandingkan dengan Snapdragon 8 Gen 3 atau MediaTek Dimensity 9400 yang bisa menyentuh skor 2,5 jutaan dengan clock speed di atas 3.6 GHz.
Ini jadi alasan kenapa banyak gamer dan content creator enggan memilih HP dengan chipset Exynos, karena untuk aktivitas berat seperti rendering atau game AAA, performanya kurang maksimal.
Optimalisasi Software Kurang Maksimal

Chipset yang bagus bukan hanya soal hardware, tapi juga soal dukungan software dan optimasi developer. Sayangnya, Exynos punya reputasi kurang oke di bagian ini.
Banyak game yang tidak berjalan optimal di HP dengan Exynos, meskipun secara teknis spesifikasinya tinggi. Misalnya, pengaturan grafis tidak bisa disetel ke maksimum, atau frame rate drop saat bermain game kompetitif.
Inkonsistensi Samsung
Hal yang bikin pengguna makin bingung adalah kebiasaan Samsung menggunakan dua chipset berbeda untuk satu model HP. Misalnya, Galaxy S21 Ultra di pasar global menggunakan Exynos 2100, tapi versi Amerika dan Tiongkok justru dibekali Snapdragon 888.
Akibatnya, pengguna sering merasa “dirugikan” karena mendapatkan versi yang dianggap lebih inferior. Ini juga menimbulkan kesan bahwa Samsung sendiri kurang percaya pada chipset ciptaannya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, chipset Exynos memang punya banyak PR, mulai dari performa, suhu, hingga optimasi. Tapi jika kamu bukan gamer berat atau pengguna yang butuh performa super tinggi, Exynos sebenarnya masih bisa diandalkan untuk aktivitas harian.
Yang penting, pastikan kamu tahu versi chipset yang dipakai sebelum membeli HP Samsung. Dengan informasi yang tepat, kamu bisa menyesuaikan pilihan sesuai kebutuhan dan ekspektasi. Yuk jadi konsumen yang lebih cerdas!