Kamu pernah nungguin loading game yang nggak kelar-kelar, atau buka aplikasi sambil ngopi duluan karena laptop masih kayak kura‑kura?
Nah, itulah salah satu sinyal bahwa penyimpanan di perangkatmu udah kayak mobil beroda rusak: ada, tapi nggak bawa kamu kemana‑mana.
Sekarang saatnya upgrade ke penyimpanan yang jauh lebih gesit seperti SSD NVMe — tapi jangan asal beli aja! Karena ketika berbicara soal SSD NVMe, yang penting bukan cuma kecepatannya saja, tapi juga kompatibilitas, ketahanan, dan tentu harganya.
Faktor Penting Saat Memilih SSD NVMe
Mungkin buat kalian yang baru pertama kali ingin membeli SSD NVMe masih bingung harus pilih mana. Karena jika dilihat sekilas, semuanya hampir nampak saja.
Akan tetapi, ada banyak hal penting yang sebenarnya harus kalian perhatikan lho. Nah supaya nggak salah pilih, silahkan simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Generasi PCIe SSD NVMe

Ketika bicara soal SSD NVMe, yang pertama kali harus kamu perhatikan adalah generasi PCIe-nya. Kenapa? Karena generasi PCIe ini adalah yang menentukan seberapa cepat SSD itu bekerja.
Kalau kamu pernah dengar istilah PCIe 3.0, 4.0, atau bahkan 5.0, itu semua terkait dengan kecepatan transfer data antara SSD dan motherboard.
Untuk saat ini, PCIe 4.0 adalah opsi yang paling seimbang antara performa dan harga. SSD dengan PCIe 4.0 udah cukup kencang buat kebutuhan sehari-hari, mulai dari browsing, main game, sampai transfer file.
Tapi kalau kamu cuma butuh kecepatan buat tugas ringan, PCIe 3.0 pun udah lebih dari cukup, kok. Nah, PCIe 5.0 emang lebih cepat, tapi harganya jauh lebih mahal dan efeknya nggak begitu terasa kalau cuma buat pemakaian biasa.
Jadi, penting banget buat ngecek kompatibilitas motherboard kamu juga! Kalau motherboard kamu masih mendukung PCIe 3.0, ya jangan maksa beli PCIe 4.0 atau 5.0, deh. Karena hasilnya tidak akan begitu terasa.
Sesuaikan Ukuran SSD

Hal berikutnya yang tak boleh kalian lewatkan abaikan adalah ukuran SSD. SSD NVMe memiliki beberapa jenis ukuran. Biasanya, ukuran SSD NVMe dicatat dalam angka seperti 2280, 2242, 2230, atau bahkan 22110.
Nah, kode-kode ini ngasih tahu kita ukuran lebar dan panjang SSD-nya. Misalnya, 2280 itu berarti SSD dengan lebar 22mm dan panjang 80mm. Ukuran ini paling sering dipakai di PC dan laptop.
Tapi, laptop seringnya cuma bisa muat satu jenis ukuran tertentu, jadi pastikan sebelum beli, cek dulu tipe SSD yang didukung motherboard kamu.
Kalau kamu beli SSD untuk laptop, pastikan ukurannya cocok dengan slot yang ada. Coba cek manual laptop atau lihat informasi di situs web produsen. Jangan sampai beli SSD yang malah nggak muat.
Kecepatan Baca Tulis

Sekarang kita ngomongin tentang kecepatan baca tulis. Jangan cuma terfokus sama angka-angka gede yang tertera di kemasan SSD.
Meskipun kecepatan baca tulis sekuensial sering dicantumkan, kenyataannya, yang paling penting buat pemakaian sehari-hari adalah kecepatan baca tulis acak.
Kecepatan baca tulis acak ini biasanya diukur dengan satuan IOPS (Input/Output Operations Per Second).
Jadi, kalau kamu sering multitasking, membuka banyak aplikasi, atau bahkan main game yang loading-nya berat, SSD dengan performa baca tulis acak yang tinggi akan jauh lebih terasa bedanya.
Selain itu, faktor jenis NAND juga pengaruh besar di sini. Kebanyakan SSD NVMe sekarang menggunakan NAND QLC yang lebih murah, tapi bisa lebih lambat pas lagi nulis data besar secara berkelanjutan.
NAND TLC lebih stabil dan cocok untuk pekerjaan berat seperti video editing atau transfer file besar, meskipun harganya sedikit lebih tinggi.
Fitur Heatsink

Pernah nggak sih SSD kamu terasa panas banget? Ini masalah umum, terutama untuk SSD NVMe dengan PCIe 4.0 atau 5.0. Kalau suhu SSD udah nyentuh 70°C atau lebih, SSD bakal otomatis menurunkan performanya biar nggak rusak.
Ini yang disebut dengan thermal throttling. Nah disinilah peran heatsink jadi penting untuk menjaga SSD agar tidak mengalami overheat dan performa tetap stabil.
Banyak SSD NVMe sekarang sudah dilengkapi heatsink bawaan, jadi nggak perlu beli secara terpisah. Apalagi kalau kamu pakai SSD untuk gaming atau aplikasi berat, maka peran heatsink ini akan jadi makin vital.
Tapi, untuk PCIe 3.0 atau SSD yang dipakai buat tugas ringan, heatsink nggak terlalu krusial, selama aliran udara di casing PC kamu sudah cukup. Jadi, kalau cuma buat tugas ringan, nggak perlu repot-repot beli heatsink tambahan.
Jumlah DRAM

Kalau kamu lagi mencari SSD NVMe yang cepat dan responsif, jangan lupa cek soal DRAM. Fungsinya cukup penting, loh. DRAM menyimpan tabel pemetaan data yang memungkinkan SSD lebih cepat dalam menemukan file yang kamu butuhkan.
Tanpa DRAM, SSD harus bergantung pada RAM sistem lewat fitur HMB (Host Memory Buffer), yang lebih lambat dan kurang efisien.
Buat kamu yang lebih sering multitasking atau menggunakan banyak aplikasi sekaligus, SSD dengan DRAM bakal lebih terasa kencangnya.
Kalau kamu cuma pakai SSD buat browsing atau streaming, SSD DRAM-less sudah cukup kok. Tapi, kalau buat pekerjaan berat seperti rendering video atau main game dengan load time lama, pilih SSD dengan DRAM.
Rating Ketahanan

Kamu pasti nggak mau SSD-nya cepet rusak, kan? Jadi, cek rating ketahanan SSD yang akan kamu beli. Ketahanan SSD biasanya diukur dengan satuan TBW (Terabytes Written).
Misalnya, SSD 500GB dengan rating 300 TBW berarti SSD itu bisa menulis data hingga 300TB sebelum kualitasnya menurun.
Kalau kamu sering banget nulis data besar, seperti content creator atau pengelola database, rating ketahanan ini penting banget. SSD dengan NAND MLC biasanya lebih awet, meskipun harganya lebih mahal.
Sedangkan NAND QLC memang lebih murah, tapi lebih cepat aus, jadi kalau pekerjaan kamu melibatkan banyak penulisan data, pilih SSD dengan NAND TLC atau MLC.
Harga Per GB

Sebelum kamu memutuskan SSD mana yang akan dibeli, penting untuk cek harga per GB. Misalnya, SSD 1TB dengan harga Rp1,5 juta berarti sekitar Rp1.500 per GB.
Umumnya, kapasitas 1TB adalah titik tengah yang paling worth it dari sisi harga. SSD 500GB sering kali lebih mahal per GB, jadi kalau budget kamu terbatas, 1TB adalah pilihan paling rasional.
Perlu juga diperhatikan soal merk SSD. Meskipun ada banyak SSD dari brand kurang terkenal yang harganya menggoda, pastikan memilih merk SSD ternama yang udah terbukti kualitasnya. Lebih baik sedikit lebih mahal tapi awet, daripada murah meriah tapi cepat rusak.
Kesimpulan
Jadi, memilih SSD NVMe bukan cuma soal harga atau kecepatan semata, tapi juga soal kecocokan dengan motherboard, jenis pekerjaan, dan ketahanan SSD itu sendiri.
Sebelum memutuskan, pastikan untuk memperhatikan faktor-faktor seperti generasi PCIe, ukuran, kecepatan baca tulis, DRAM, dan rating ketahanan.
Dengan semua informasi ini, kamu bisa memilih SSD NVMe yang bukan cuma cepat, tapi juga tahan lama dan cocok dengan kebutuhan kamu. Jadi, jangan ragu buat upgrade penyimpanan, dan rasakan perbedaan performanya yang bikin semua jadi lebih cepat!




