Cara Menghitung KPR Rumah Dengan Mudah, Anti Bingung!

Cara Hitung KPR Rumah
Cara Hitung KPR Rumah

Membeli rumah mungkin adalah impian bagi setiap orang. Namun terkadang impian tersebut terasa sulit untuk dicapai karena harga rumah dan tanah yang semakin naik setiap tahunnya. Untung, sekarang ini ada sistem KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang hadir sebagai solusi agar setiap orang bisa memiliki rumah dengan sistem cicilan.

Namun sebelum kalian mengajukan KPR, alangkah baiknya tahu bagaimana cara menghitung KPR mulai dari cicilan dan juga bunganya agar nanti bisa melakukan perencanaan anggaran yang lebih baik. Bingung? Jangan khawatir, Jakarta Studio sudah merangkum informasinya dengan lengkap untuk kalian berikut ini.

Mengenal Apa Itu KPR

Cara Hitung KPR Rumah
Cara Hitung KPR Rumah

Pertama-tama, penting untuk mengetahui apa sih yang dimaksud dengan KPR itu serta bagaiamana mekanisme dan cara kerjanya. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah mekanisme pembiayaan yang memungkinkan seseorang untuk memiliki rumah dengan cara membayar secara berkala dalam jangka waktu tertentu.

KPR menjadi pilihan yang populer karena memungkinkan pembeli untuk memiliki rumah tanpa harus membayar secara tunai sepenuhnya, melainkan dengan sistem cicilan yang lebih terjangkau dan bisa diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Dengan sistem tersebut, bisa menjadi solusi bagi banyak orang untuk bisa memiliki rumah impiannya.

Sistem Bunga dalam KPR

Dalam sistem KPR, ada sejumlah bunga yang diberlakukan oleh pihak bank untuk kredit rumah. Jenisnya pun ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut :

1. Suku Bunga Flat (Tetap)

Sistem bunga flat menawarkan suku bunga yang tetap sama sepanjang masa pinjaman. Misalnya, jika kalian mendapatkan KPR dengan suku bunga flat 8% per tahun, besaran bunga yang harus dibayar akan tetap 8% dari jumlah pinjaman sepanjang masa pinjaman, tanpa dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga di pasar. Meskipun suku bunga di pasar meningkat, cicilan bulanan KPR tetap sama sepanjang tenor pinjaman.

2. Suku Bunga Floating (Mengambang)

Berbeda dengan suku bunga flat, sistem suku bunga floating mengikuti perubahan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia atau lembaga keuangan lainnya. Ketika suku bunga acuan naik, suku bunga cicilan KPR juga akan naik, dan sebaliknya. Sehingga pembayaran cicilan bulanan akan berubah sesuai dengan fluktuasi suku bunga di pasar.

3. Suku Bunga Hybrid (Kombinasi)

Sistem bunga hybrid adalah kombinasi dari suku bunga flat dan floating. Biasanya, pada periode awal pinjaman (misalnya, 1-3 tahun pertama), suku bunga yang dikenakan tetap (flat), dan setelah itu, beralih menjadi mengambang. Sehingga awalnya besaran bunga akan tetap untuk jangka waktu tertentu sebelum kemungkinan perubahan cicilan akibat fluktuasi suku bunga pasar.

Pentingnya Mengetahui Perhitungan KPR

Sebelum mengambil KPR, alangkah baiknya setiap orang tahu bagaimana cara menghitung cicilan KPR. Karena hal tersebut akan sangat berguna dalam perencanaan keuangan ke depannya. Sehingga kalian bisa memperkirakan besaran cicilan yang harus dibayarkan dan yakin bisa melunasinya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Untuk melakukan perhitungan tersebut, ada beberapa hal penting yang wajib kalian perhatikan, antara lain :

  • Pokok Pinjaman: Langkah pertama adalah menghitung pokok pinjaman, yaitu jumlah uang yang dipinjam dari bank. Ini dihitung dari total harga rumah setelah dikurangi dengan uang muka atau DP yang dibayarkan.
  • Perhitungan Bunga: Cicilan bulanan ditentukan dari perhitungan yang melibatkan besaran plafon pinjaman (p), suku bunga (I), dan tenor pinjaman (t), kemudian dibagi dengan jumlah bulan. Hal tersebut akan menentukan besaran cicilan bulanan yang harus dibayarkan.
  • Penyesuaian dengan Anggaran: Dengan mengetahui cicilan KPR memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan anggaran mereka dengan cicilan yang harus dibayarkan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa cicilan yang harus dibayarkan tidak melebihi kemampuan finansial kita.

Contoh Perhitungan KPR yang Sederhana

Nah untuk membuat kalian lebih paham tentang sistem perhitungan KPR, berikut Jakarta Studio akan berikan contohnya. Misalkan kalian ingin mengajukan KPR dengan harga rumah Rp 300 juta dan DP sebesar 20% dari harga rumah. Kalian memilih tenor pinjaman selama 10 tahun dengan suku bunga flat 10%.

Hitung Pokok Pinjaman:

Pokok pinjaman adalah jumlah uang yang kalian pinjam dari bank setelah mengurangkan DP.

Dalam kasus ini, DP = 20% x Rp 300 juta = Rp 60 juta.
Jadi, pokok pinjaman = Harga rumah – DP = Rp 300 juta – Rp 60 juta = Rp 240 juta.

Menghitung Cicilan Bulanan:

Untuk menghitung cicilan bulanan, gunakan rumus sederhana: Cicilan Bulanan = (Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Tenor) / Jumlah Bulan.

  • Pokok Pinjaman = Rp 240 juta
  • Suku Bunga (per bulan) = Suku Bunga Tahunan (10%) / 12 bulan = 0.83%
  • Tenor (dalam bulan) = 10 tahun x 12 bulan = 120 bulan
  • Jumlah Bulan = 120 bulan
  • Cicilan Bulanan = (Rp 240 juta x 0.83% x 120) / 120 = Rp 2 juta per bulan.

Jadi, dalam contoh ini, cicilan KPR bulanan kalian akan sekitar Rp 2 juta. Penting untuk memastikan bahwa cicilan ini tidak melebihi 30% dari total penghasilan kalian demi menjaga keseimbangan keuangan. Sehingga bisa memperkecil risiko tidak bisa membayar cicilan di kemudian hari.

Kesimpulan

Bagaimana, ternyata gampang bangetkan cara untuk menghitung cicilan KPR? Dengan mengetahui jumlah cicilan yang harus dibayarkan per bulannya, maka bisa membantu kalian melakukan perencanaan keuangan yang lebih matang. Untuk memastikan proes pembayaran cicilan bisa berjalan lancar sampai lunas tanpa kendala.