Kenapa Laptop 1 Jutaan Jarang Ditemui? Ini Alasannya!

Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan
Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan

Mencari laptop baru dengan harga sekitar Rp1 juta di Indonesia? Rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Berbeda dengan smartphone yang berlimpah di kelas harga tersebut, laptop baru dengan harga serupa sangat jarang ditemukan. Kalaupun ada, biasanya sudah usang atau bekas pakai. Lantas, apa yang membuat laptop baru di kisaran harga Rp1 juta begitu langka?

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas alasan di balik fenomena ini. Mulai dari perbedaan segmentasi pasar, biaya produksi yang tinggi, hingga perilaku konsumen yang memengaruhi strategi produsen. Jika kalian penasaran kenapa laptop baru dengan harga Rp1 juta sulit ditemui, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Alasan Laptop Harga 1 Jutaan Langka Banget

HP dan laptop memang 2 perangkat yang berbeda. Jadi tidak heran jika kita sulit untuk menemukan laptop dengan harga 1 jutaan meski untuk kelas entry level. Kalau pun ada, biasanya hanya laptop second yang kondisinya terkadang sudah usang dan turun performanya. Nah kenapa begitu?

Segmentasi Pasar

Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan
Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan

Smartphone memiliki pasar yang sangat luas, digunakan oleh hampir semua kalangan usia untuk berbagai keperluan seperti komunikasi, hiburan, hingga pendidikan. Hal ini mendorong produsen untuk berlomba-lomba menawarkan berbagai varian dengan harga terjangkau, termasuk di kelas Rp1 juta.

Sebaliknya, laptop lebih ditujukan untuk kalangan tertentu seperti pelajar, mahasiswa, dan pekerja kantoran. Akibatnya, permintaan terhadap laptop murah tidak sebesar smartphone, sehingga produsen lebih memilih fokus pada kelas menengah ke atas.

Biaya Produksi

Laptop memerlukan lebih banyak komponen seperti layar besar, keyboard fisik, sistem pendingin, dan port konektivitas, yang semuanya membutuhkan biaya produksi lebih tinggi.

Selain itu, standar kualitas untuk laptop juga lebih tinggi, terutama dalam hal daya tahan dan performa jangka panjang. Hal ini berbeda dengan smartphone yang lebih ringkas dan efisien dalam desain. Meskipun ukuran fisik smartphone lebih kecil, proses produksi komponen laptop lebih rumit dan mahal.

Skala Produksi dan Persaingan di Kelas Bawah

Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan
Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan

Di industri smartphone, persaingan di kelas entry-level sangat ketat. Merek seperti Xiaomi, realme, Infinix, dan itel berlomba-lomba menawarkan spesifikasi menarik dengan harga murah. Persaingan ini menekan harga hingga muncul banyak varian smartphone di harga Rp1 juta.

Sementara itu, produsen laptop lebih fokus pada kelas menengah dan atas, yang memiliki margin keuntungan lebih besar. Kalaupun ada laptop murah, biasanya dirancang untuk program bantuan pemerintah atau edukasi, dan tidak dijual bebas dalam jumlah besar.
IDN Times

Model Bisnis

Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan
Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan

Smartphone murah tidak selalu berarti untung besar bagi produsen. Banyak vendor mengandalkan model bisnis subsidi silang, di mana mereka menjual perangkat dengan margin kecil tapi mendapatkan keuntungan dari ekosistem digital yang dibawakan.

Contohnya, mereka memasang iklan di antarmuka, memonetisasi aplikasi bawaan, atau menawarkan langganan cloud secara berbayar. Model bisnis ini memungkinkan smartphone murah tetap menguntungkan.

Hal ini tidak berlaku di laptop. Sebagian besar laptop masih mengandalkan sistem operasi Windows atau Linux yang tidak mendukung monetisasi langsung seperti Android.

Maka, produsen laptop tidak punya banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari pengguna, sehingga harga perangkat harus mencakup seluruh biaya produksi dan keuntungan.

Perilaku Konsumen

Kebanyakan orang biasanya mengganti smartphone dalam rentang waktu 2 sampai 3 tahun. Bahkan di kalangan pengguna kelas bawah, memiliki dua smartphone sekaligus sudah menjadi hal yang lumrah. Hal ini mendorong siklus pembelian yang lebih singkat dan menjaga permintaan di pasar tetap tinggi.

Sebaliknya, laptop umumnya dibeli untuk penggunaan jangka panjang, bahkan bisa digunakan selama 4 hingga 6 tahun. Tak mengherankan jika banyak orang menganggap pembelian laptop sebagai bentuk investasi jangka panjang.

Karena daya tahan pakainya yang relatif lama dan frekuensi pembelian yang rendah, produsen pun cenderung tidak terlalu tertarik bermain di segmen laptop super murah.

Program Subsidi

Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan
Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan

Jika berkaca saat pandemi COVID-19 lalu, banyak bantuan pendidikan yang disalurkan dalam bentuk kuota internet atau smartphone murah agar pelajar bisa belajar dari rumah.

Namun, sangat sedikit program pemerintah atau swasta yang secara masif mendistribusikan laptop murah. Ini menunjukkan adanya ketimpangan perhatian terhadap dua perangkat penting ini.

Meskipun ada inisiatif seperti Chromebook murah untuk pendidikan di beberapa negara, penerapannya di Indonesia masih terbatas. Akibatnya, pasar laptop murah tidak berkembang seperti smartphone murah, dan tidak ada tekanan pasar untuk menciptakan laptop Rp1 juta dalam jumlah besar.

Adanya Alternatif Lain

Kini, banyak orang memilih tablet atau smartphone berlayar besar ditambah keyboard Bluetooth sebagai pengganti laptop. Biaya totalnya bisa jauh lebih murah dan mencukupi untuk aktivitas dasar seperti mengetik, browsing, serta belajar online.

Solusi ini sangat populer di kalangan pelajar yang memiliki dana terbatas. Aplikasi seperti Google Docs, WPS Office, dan Zoom sudah tersedia di Android, sehingga kebutuhan produktivitas dasar tetap bisa terpenuhi.

Hal ini membuat konsumen makin jarang mencari laptop murah karena smartphone bisa berperan layaknya laptop darurat yang cukup mumpuni untuk kebutuhan dasar. Alternatif ini juga lebih ringan serta praktis dibawa.

Laptop Bekas

Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan
Kenapa Jarang Laptop Harga 1 Jutaan

Jika benar-benar membutuhkan laptop di kisaran 1 jutaan, pasar barang bekas bisa menjadi solusi utama. Banyak laptop seperti Dell Chromebook, Axioo MyBook, atau HP Chromebook dijual murah di kisaran Rp1–2 juta.

Meski bukan barang baru, performanya masih sanggup menangani kebutuhan tugas ringan. Meski demikian, membeli laptop bekas tetap memiliki tantangan tersendiri.

Mulai dari baterai yang sudah menurun performanya hingga kondisi layar yang mungkin tidak sempurna. Karena itu, pembeli harus lebih teliti dan siap menerima keterbatasan yang ada.

Penutup

Setelah membahas berbagai faktor yang memengaruhi langkanya laptop baru dengan harga sekitar Rp1 juta, kita bisa menyimpulkan bahwa fenomena ini bukan sekadar kebetulan.

Perbedaan segmentasi pasar, biaya produksi yang tinggi, hingga perilaku konsumen yang cenderung membeli laptop untuk jangka panjang, semuanya berkontribusi pada kondisi ini.

Meskipun demikian, bagi kalian yang memiliki anggaran terbatas, membeli laptop bekas yang masih layak pakai bisa menjadi solusi yang pas. Nah bagaimana, sekarang rasa penasaran kalian sudah terjawab kan?