7 Tips Pengaturan Kamera Untuk Fotografi di Kondisi Cahaya Rendah

Tips Pengaturan Kamera Untuk Foto Malam Hari
Tips Pengaturan Kamera Untuk Foto Malam Hari

Memotret pesona malam hari memang begitu memukau namun juga memberikan tantangan yang tak mudah. Karena mengambil gambar dalam kondisi pencahayaan yang rendah juga begitu sulit agar bisa mengasilkan potret yang bagus dan aesthetic. Perlu pengaturan kamera yang tepat agar hasil jepretan yang dihasilkan bagus dan terlihat mempesona. Ingin tahu bagaimana carany?

Tips Memotret Pada Kondisi Cahaya Rendah

Tips Pengaturan Kamera Untuk Foto Malam Hari
Tips Pengaturan Kamera Untuk Foto Malam Hari

Untuk memaksimalkan hasil jepretan pada malam hari atau saat kondisi cahaya kurang memadai, maka pengaturan kamera yang tepat sangatlah diperlukan. Kita bisa menyesuaikan beberapa pengaturan untuk memastikan hasil foto yang ditangkap bisa bagus dan maksimal.

1. ISO yang Tepat

Di dunia fotografi malam, ISO adalah aspek penting yang dapat mengubah kegelapan menjadi karya seni yang penuh warna. ISO, atau Indeks Kebutuhan Cahaya, memiliki peran sangat penting dalam menentukan seberapa terang atau gelap gambar yang kalian tangkap. Dalam kondisi cahaya rendah, ketepatan dalam mengatur ISO akan menjadi kunci keberhasilan kalian.

Semakin tinggi angka ISO, semakin banyak cahaya yang diterima oleh sensor kamera, membantu kalian mengatasi kondisi pencahayaan yang kurang. Untuk mengambil gambar dalam kondisi cahaya redup, disarankan untuk menggunakan rentang ISO antara 400 hingga 1.000.

Rentang ini memberikan keseimbangan yang baik antara kecerahan yang memadai dan minimalisasi risiko munculnya bintik-bintik pada gambar. Peningkatan ISO yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gambar menjadi berbintik. Untuk menghindari hal ini, kalian harus menjaga agar angka ISO serendah mungkin untuk mempertahankan kualitas gambar.

2. Mode Pemotretan Beruntun

Memotret dalam kegelapan bisa menjadi sulit, terutama saat mencoba mengabadikan momen yang cepat dengan berlangsung. Untuk menjaga agar gambar tetap jelas, kita dapat mengandalkan mode pemotretan beruntun. Ini adalah fitur pada kamera yang memungkinkan kita mengambil serangkaian foto dengan cepat hanya dengan menekan tombol sekali saja.

Mode ini seperti memicu kamera untuk terus memotretnya beberapa kali dalam satu waktu, memberi kita lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan gambar yang tajam. Jadi, jika satu foto tidak sempurna, mungkin foto berikutnya akan memiliki hasil yang lebih baik. Mode pemotretan beruntun berguna ketika kita ingin memotret sesuatu yang bergerak cepat.

Dengan cara ini, kita dapat menangkap setiap detik aksi tanpa kehilangan ketajaman gambar. Pengaturan mode ini dapat berbeda-beda tergantung pada jenis kamera yang kita gunakan. Beberapa kamera memiliki tombol khusus untuk mode ini, sementara yang lain mungkin memerlukan sedikit penyesuaian di menu.

3. Mode Prioritas Aperture

Mungkin banyak dari kalian yang baru mendengar tentang Mode Prioritas Aperture ini. Sederhananya, mode ini memberikan kita kendali atas lebar bukaan lensa. Semakin lebar bukaannya, semakin banyak cahaya yang masuk. Sehingga memungkinkan kita untuk mengatur seberapa terang atau gelapnya foto yang ingin dihasilkan.

Nah, mode ini bagus untuk menciptakan suasana yang unik, terutama jika kita suka foto dengan latar belakang yang gelap. Dengan membuka bukaan, kita bisa fokus pada satu objek, seperti wajah seseorang, sementara latar belakang menjadi lembut dan kabur. Cocok banget untuk foto malam dengan fokus pada satu objek, tapi mungkin kurang pas untuk foto lanskap yang butuh semua bagian tetap terlihat tajam.

4. Pengukur Pencahayaan

Pengukur pencahayaan pada dasarnya adalah alat di kamera yang memberikan informasi tentang seberapa terang atau gelap suatu adegan. Angka pada pengukur pencahayaan berfluktuasi antara positif dan negatif, membantu kita mengatur seberapa banyak cahaya yang akan diterima oleh kamera.

Pengukur pencahayaan sangat penting dalam foto malam karena kondisi pencahayaan yang berbeda-beda. Dengan memahami angka-angka ini, kita dapat mengatur tingkat pencahayaan untuk mendapatkan hasil foto yang diinginkan.

Pengaturan pengukur pencahayaan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan kita. Dalam Mode Manual, pengukur pencahayaan akan otomatis menyesuaikan nilai tergantung pada pengaturan aperture, kecepatan rana, dan ISO. Sementara dalam Mode Prioritas Aperture atau Shutter, kita bisa mengubah angka pengukur pencahayaan sendiri.

Misalnya, jika kita ingin foto yang lebih gelap, kita bisa menyesuaikan pengukur pencahayaan ke arah negatif (misalnya, -1). Sebaliknya, jika kita ingin foto lebih terang, kita dapat menyesuaikannya ke arah positif (misalnya, +1).

5. Stabilitasi Gambar

Stabilisasi gambar adalah teknologi atau fitur pada kamera yang membantu mengurangi getaran atau goncangan yang mungkin terjadi selama pengambilan gambar. Hal tersebut sangat berguna saat memotret tanpa tripod atau untuk mencegah getaran ketika kita sedang memotret.

Dalam fotografi malam, ketika kita sering kali menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat untuk menangkap lebih banyak cahaya, sehinggarisiko gambar menjadi buram karena guncangan kamera bisa meningkat. Nah adanya stabilisasi gambar membantu untuk mengatasi masalah ini.

Jika kita menggunakan stabilisasi gambar, perhatikan bahwa pengaturannya bisa diubah-ubah melalui tombol atau menu kamera. Pastikan untuk memeriksa apakah fitur ini diaktifkan atau dinonaktifkan, terutama saat menggunakan tripod. Aktifkan fitur ini saat memotret dengan tangan untuk hasil gambar yang lebih tajam.

6. Pengatur Waktu

Pengatur waktu adalah fungsi yang memungkinkan kita menunda pengambilan gambar setelah menekan tombol rana. Sebagai contoh, setelah menekan tombol, kita memiliki beberapa detik (biasanya 2 atau 10 detik) sebelum kamera benar-benar mengambil gambar.

Saat menggunakan tripod, setelah menekan tombol rana, kamera mungkin tetap bergetar karena sentuhan kita. Dengan menggunakan pengatur waktu, kita memberikan cukup waktu bagi kamera untuk meredam getaran tersebut sebelum gambar diambil.

Pengatur waktu biasanya digunakan ketika kita ingin muncul dalam foto sendiri (selfie) atau ketika kita ingin menghindari getaran saat menekan tombol rana secara langsung. Biasanya setiap jenis kamera memiliki pengaturan waktu masing-masing untuk menentukan berapa detik penundaan memotret setelah kita menekan tombol.

7. Kecepatan Rana

Kecepatan rana mengacu pada durasi waktu ketika sensor kamera terbuka untuk menangkap cahaya. Kecepatan rana diukur dalam detik, dan semakin tinggi angka kecepatan rana, semakin singkat waktu penangkapan cahaya.

Dalam fotografi malam, di mana kondisi cahaya terbatas, kita sering membutuhkan kecepatan rana yang lebih lambat yang memungkinkan masuknya cahaya lebih banyak ke sensor. Namun, kecepatan rana yang lambat juga dapat meningkatkan risiko gambar menjadi buram akibat guncangan kamera.

Oleh karena itulah, pemilihan kecepatan rana tergantung pada situasi dan efek yang ingin kita dapatkan. Saat memotret objek yang bergerak cepat, kecepatan rana tinggi mungkin diperlukan. Namun, dalam pemotretan malam, kita biasanya harus menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat.

Sebagai aturan umum, beberapa fotografer menyarankan kecepatan rana setidaknya setara dengan panjang fokus lensa (misalnya, 1/80 detik untuk lensa 80mm). Namun, tidak ada aturan baku dalam hal ini, dan eksperimen dan percobaan akan memberikan kalian pengaturan terbaik sesuai kebutuhan.

Kesimpulan

Itulah beberapa tips trik untuk mengatur aspek-aspek penting dalam memotret di kondisi cahaya yang rendah, seperti pada malam hari. Dengan menyesuaikan berbagai pengaturan, kita bisa mendapatkan hasil jepretan yang lebih bagus. Memang dibutuhkan latihan dan pemahaman tentang setiap aspek agar nanti kalian jadi lebih mahir dan jago.